Header Ads

Semangat Berqurban (Makna qurban)

๑۩۞۩๑ SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1430 H ๑۩۞۩๑



Semangat Berqurban

oleh: Imanudin

Makna qurban bukan semata – mata menyembelih hewan, hal itu hanya makna simbolik dari kurban. Makna sesungguhnya adalah bagaimana kita menyembelih ego, sifat rakus, cinta berlebihan terhadap harta dan jabatan atau kekuasaan, selalu beruburuk sangka. Karena itu Idul Adha harus dijadikan mementum memperbarui semangat mau berkurban. Berkurban untuk kepentingan bangsa dan negara, dan bukan justru mengurbankan bangsa dan negara untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.

Selama ini makna kurban dikaitkan dengan Idul Adha selalu dimaknai sebagai menyembelih kambing, kerbau atau sapi. Menurut Anda, bisakah kurban dimaknai secara kontekstual?
Lalu apa makna kontekstualnya? Yang harus diingat, kata kurban itu berasal dari bahasa Arab qaraba-yuqaribu-qurbanan-qaribun, yang artinya dekat. Dengan begitu, sahabat karib berarti teman dekat. Makna kurban dalam istilah Islam berarti kita berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi upaya mendekatkan kita pada Tuhan. Penghalang mendekatkan itu adalah berhala atau sifat – sifat hewan dalam berbagai bentuknya, seperti ego, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta-benda, memfitnah dan lain-lainnya secara berlebihan.

Apa pesan mendasar sesungguhnya dari sejarah kepatuhan Ibrahim dan digantinya Ismail dengan domba itu?

Dua hal pokok. Pertama, Hatinya (Ibrahim--red) menjadi dekat pada Allah karena nafsunya telah dibunuh. Kedua, dengan kaum fakir miskin dihubungkan dengan mencintai, dalam wujud berbagi kasih sayang dengan sesama manusia. Adapun daging itu sebenarnya hanya makna simbolik. Yang utama adalah keberhasilannya telah membunuh/menyembelih egoisme dalam berbagai bentuknya.

Kurban, sebagai ritual simbolik kelanjutan pelajaran seorang Ibrahim, juga menunjukkan bahwa berbagai sandang dan status sosial sesungguhnya tak ada gunanya di mata Tuhan. Alquran menyatakan, hanya ketakwaanlah yang diperhitungkan di sisi Allah. Maka, dengan berkurban sesungguhnya adalah untuk membunuh berbagai ego tadi, yang dapat menjadi penghalang upaya ketakwaan kepada Allah. Haji dan kurban juga sama-sama melahirkan dan menumbuhkan rasa damai dan aman, serta keduanya sama-sama membangkitkan semangat kebersamaan.

Dalam konteks kurban, kalau kita tidak ada semangat berkurban dan mencintai, lebih-lebih kepada rakyat dan masyarakat, bangsa ini akan hancur. Harus diingat, kehancuran suatu bangsa itu dimulai ketika para elite dan masyarakatnya berbuat fasik, zalim, maksiat, dan tidak mengindahkan hukum. Maka kehancuran akan terjadi. Ini Alquran yang berbicara (QS. 17:16--red).

Jadi, pelajaran apa yang bisa diambil dari Idul Qurban ini?
Tumbuh dan kembangkan semangat berkurban untuk sesama. berbagi dengan yang lemah, membangun kepedulian bersama, Saya yakin, semangat ini akan melahirkan manusia-manusia dan pemimpin generasi yang kuat, dimana tidak mementingkan dirinya sendiri melainkan bagaimana hidup kita bisa bermanfaat bagi orang lain.


Sumber: http://www.p2kp.org/forumdetil.asp?mid=30970&catid=4&

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.